Informasi Seputar Lupus Yang Belum Diketahui
Penyakit lupus atau lupus eritematosus adalah penyakit autoimun kronis yang dapat menyebabkan peradangan di beberapa bagian tubuh, termasuk kulit, sendi, ginjal, hingga otak. Lupus bisa dialami oleh siapa saja, tetapi lebih sering dialami oleh wanita. Anda mungkin sudah pernah mendengar akan penyakit lupus ini. Meskipun sudah familiar dengan namanya, tetapi tak banyak yang tahu apa itu penyakit lupus sebenarnya, apa yang menyebabkannya, dan bagaimana cara pengobatannya.
Penyakit lupus termasuk penyakit yang dapat menyerang semua jenis kelamin, Womens Health mencatat bahwa 90 persen pasien lupus adalah wanita. Parahnya, penyakit lupus banyak menyerang wanita yang berada di dalam masa produktif. Pimpinan Division of Rheumatology and Lupus Center di NYU Langone Health, dr. Jill Buyon mengatakan bahwa lupus adalah penyakit autoimun yang tidak bisa disembuhkan dan belum ditemukan obatnya. Sederhananya, penyakit lupus adalah kondisi di mana tubuh memproduksi antibodi secara berlebih. Pada keadaan normal, antibodi berfungsi unuk melindungi tubuh dari berbagai zat asing yang dapat menyebabkan penyakit.
Pada penyakit lupus, sistem kekebalan tubuh mengalami kekeliruan. Pada orang dengan penyakit lupus, sistem imunnya tidak bisa membedakan mana “penyerbu asing” dari luar dan mana jaringan sehat. Akibatnya, antibodi yang seharusnya diciptakan untuk melawan kuman penyebab penyakit malah menyerang dan menghancurkan jaringan sehat di tubuh. Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan peradangan, rasa sakit, dan kerusakan di berbagai bagian tubuh. Peradangan yang disebabkan oleh lupus biasanya bisa memengaruhi sistem tubuh termasuk persendian, kulit, ginjal, sel darah, otak, jantung, dan paru-paru.
Lupus adalah penyakit yang sulit didiagnosis. Dokter akan melakukan tanya jawab, pemeriksaan fisik untuk melihat tanda dan gejala yang timbul, serta melakukan pemeriksaan penunjang, untuk mendiagnosis penyakit ini. Beberapa pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan untuk memastikan lupus adalah tes lab (tes darah, tes urine, biopsi), dan pemindaian, seperti Rontgen. Pemeriksaan darah juga dilakukan untuk memastikan adanya antibodi ANA (antinuclear antibody) yang meningkat nilainya pada penderita penyakit autoimun. Risiko terjadinya lupus juga meningkat jika seseorang berjenis kelamin wanita, berusia 15–45 tahun, dan memiliki anggota keluarga dengan penyakit lupus.
Menurut beberapa sumber, seperti yang ada pada https://cliniquesuisse.co.id/apakah-penyakit-lupus-bisa-disembuhkan menyebutkan bahwa lupus tidak bisa disembuhkan. Pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk meredakan keluhan, mencegah munculnya gejala, dan menghambat perkembangan penyakit. Pengobatan akan dilakukan dengan beberapa cara, antara lain pemberian obat-obatan, penerapan pola hidup sehat, dan pengelolaan stres dengan cara yang positif. Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menurukan risiko terkena lupus atau mencegah kambuhnya keluhan dan gejala, misalnya dengan menerapkan gaya hidup sehat, menghindari pemicu lupus, dan melakukan kontrol kesehatan ke dokter secara berkala.
Para peneliti dari John Hopkins Center, pertama kali tertarik oleh faktor penyebab penyakit lupus, dari adanya hubungan antara gen keluarga dengan penderita. Nyatanya, keberadaan penderita lupus dalam sebuah keluarga, dapat meningkatkan kecenderungan penyakit lupus pada anggota keluarga lain. Selain itu, anggota keluarga penderita lupus, ketika melakukan tes medis, cenderung positif hasilnya. Pada hal ini lupus bisa membuat seseorang mati rasa, sehingga tidak mempunyai semangat dan tenaga yang kuat. Selain itu, lupus jenis ini juga menyebabkan ruam di pipi dan jembatan hidung. Kondisi ini dikenal sebagai ruam kupu-kupu karena bentuknya menyerupai hewan tersebut.
- Industry
- Art
- Causes
- Crafts
- Dance
- Drinks
- Film
- Fitness
- Food
- Games
- Gardening
- Health
- Home
- Literature
- Music
- Networking
- Other
- Party
- Religion
- Shopping
- Sports
- Theater
- Wellness
- News