Setelah PD II, banyak perusahaan pelayaran terutama di Amerika serikat sangat menyadari bahwa kegiatan bongkar –muat kargo dari kapal harus di di lakukan seefisien mungkin , oleh karena itu , pada sekitas tahun 1950-an mereka mulai mengadakan riset untuk memecahkan persoalan cargo handling. Hasilnya menyimpulkan bahwa dengan metode cargo handling convetionalsama sekali tidak efisien dan mahal.

Kemudian pada 1957, dimulai perubahan secara besar-besaran dari breakbulkmenuju containerizedoleh perusahaan pan atlantic steamship co. dengan membuat container cells di dalam palka –palka kapal konvesional serta membuat special cranedi atas kapal untuk mampu mengadakan kegiatan bongkar –muat container dengan own gear. Sejak itulah sejarah containerized yang kita kenal sekarang ini di mulai.

Alasan lain yang mendorong terjadinya containerizedadalah seringnya terjadi pemogokan buruh di pelabuhan, sehingga menyebabkan, kerugian sangat besar yang di alami oleh pemilik kapal.Containerizationmerupakan investasi dari pemilik kapal karena harus membuat kapal yang untuk memuat peti kemas dan harus memiliki atau menyewa empty container. Namun. Para ship ownerdalam sejarah perkembangan containerizationtelah menikmati beberapa manfaat karena bisa membongkar secara load dengan berat antara 15 ton per 20’hingga sampai 32.50 ton per 40’ HC. Selain itu, juga menyingkat waktu berthingdi pelabuhan se-efisien mungkin (kurang dari 24 jam per call di tiap pelabuan). (Andi susilo,2008). Lihat juga ekspedisi jakarta manokwari

Pengoprasian sistem kontainerisasi secara global dalam transportasi laut, telah terjadi perubahan struktural atas pola transportasi barang, adapun perubahan tersebut adalah :

  1. Percepatan atas trun-overperdagangan regional dan dunia pada saat ini pelayanan container sudah mendominasi angkutan laut dunia, komoditi perdagangan di dunia di angkut dalam 3 golongan besar yaitu, breakbulk, liquiddan container, sedangkan muatan yang berbentuk lepasan, karung dan peti –peti (breakbulk) semakin lama semakin berkurang jumlahnya. Muatan dalam bentuk lepasan hanyalah untuk komoditi raw material, komoditi besi, playwood, barang proyek, dan barang lainnya yang tidak di masukan di pelabuhan.
  2. Pengoprasian kapal dengan kapasitas dan produktivitas yang besar, pengoprasian kapal dengan kapasitas muat yang besar dengan kecepatan tinggi dan hemat bahan bakar andalan trend kapal container dunia. Saat ini pelayaran dunia antar pulau dan antar benua dipenuhi kapal 4.000 –6.000 teus. (F.X Adi Purwanto, 2011).